OSIKU

Berbagi Artikel Materi Pelajaran (SD, SMP, SMK), Pramuka dan Artikel Menarik Lainnya

9/23/2016

Memahami Pengertian, Struktur, dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Memahami  pengertian, struktur, dan ciri kebahasaan teks cerita cejarah. Kali ini kita akan membahas yang pertama tentang pengertian sejarah, kedua struktur teks cerita sejarah, dan yang terakhir adalah ciri kebahasaan teks cerita sejarah. 

Pengertian Teks Cerita Sejarah 
Pengertian teks cerita sejarah mencakup tiga jenis teks, yaitu fiksi sejarah (historical fiction), peristiwa sejarah (catatan sejarah suatu peristiwa), dan biografi tokoh sejarah. Untuk pengertian teks cerita sejarah akan di jelaskan secara merinci di bawah ini. Cermati dengan teliti pengertian dibawah ini.
 

Memahami  Pengertian, Struktur, dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah. Kali ini kita akan membahas yang pertama tentang pengertian sejarah, kedua struktur teks cerita sejarah, dan yang terakhir adalah ciri kebahasaan teks cerita sejarah.
Memahami Pengertian, Struktur, dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

1. Cerita Sejarah Sebagai Fiksi Sejarah (historical fiction)
Cerita sejarah ini berupa cerita (novel, roman) yang isinya dijalin berdasarkan fakta-fakta atau peristiwa sejarah (fakta historis), atau kehidupan tokoh dalam sejarah. Abrams (dalam Nurgiantoro, 2013:5) menyebutkan adanya jenis fiksi historis. Untuk pengertian cerita sejarah sebagai fiksi sejarah  yaitu jenis fiksi yang menggunakan fakta atau peristiwa atau tokoh sejarah sebagai dasar penulisanya. Fakta, peristiwa, atau tokoh sejarah tersebut diolah sedemikian rupa, digabung dengan hasil imajinasi, sehingga lahirlah karya fiksi yang berlatar belakang sejarah. Contoh cerita sejarah sejenis fiksi ini adalah Nagasasra Sabuk Inten dan Api di Bukit Menoreh karya SH Mintardja; Gajah Mada: Hamukti Palapa karya Langit Kresna Hariadi; Robert Anak Surapati keduanya karya Abdul Muis; Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral, Jawa Baru karya Idrus; Hulubalang Raja oleh Nur Sutan Iskandar, Tambera karya Utuy Tatang Sontani, dan yang terbitan terbaru (2015) adalah Vittoria karya Eufrasia Viera, sebuah roman cinta yang berlatar belakang sejarah referendum pisahnya Timor Timur dari Indonesia, dan lain-lain.

2. Cerita Sejarah Sebagai Peristiwa Sejarah (Catatan Sejarah Suatu Peristiwa) 

Selain pengertian cerita sejarah di atas, dalam buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas XIIA (Kemendikbud, 2015:1-80), disebutkan bahwa yang dimaksud atau pengertian teks cerita sejarah sebagai peristiwa sejarah adalah teks yang berisi kronologi peristiwa-peristiwa atau catatan yang bersejarah seperti Hari Pendidikan, berdirinya ASEAN, penemuan huruf Binary, sejarah Piala Dunia Sepak Bola, awal mula pemberian Hadiah Nobel, dan lainnya.
 
Suatu peristiwa dikatakan sebagai peristiwa cerita sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa lain sebagai bagian dari proses atau dinamika sejarah atau historis. Dengan kata lain, peristiwa tersebut berkelanjutan secara sebab akibat dengan peristiwa beriktunya pada waktu ynag berbeda. Teks cerita sejarah menginformasikan peristiwa apa, siapa yang terlibat dalam peristiwa, dimana tempat terjadinya, dan peristiwa terjadi secara berturutan (kronologis).

3. Cerita sejarah Sebagai Biografi Tokoh Sejarah 

Dalam buku Bahasa Indonesia tersebut  (Kemendikbud, 2015:1-80), juga disebutkan bahwa teks cerita ulang (teks rekon/recount text) tentang peristiwa masa lampau juga termasuk teks cerita  sejarah, dan sebagai salah satu contohnya ialah teks biografi Nelson Mandela (Kemendikbud, 2015:4, 63-64). Dalam kemendikbud (2014: 113-159) juga disebutkan bahwa salah satu jenis teks rekon (cerita ulang) ialah biografi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa salah satu jenis teks cerita sejarah adalah teks yang berisi biografi tokoh-tokoh sejarah seperti Pangeran Diponegoro, Jendral Soedirman, Sang Proklamator (Soekarno dan Moh Hatta), Cut Nyak Dien, dan sebagainya. Pengertian cerita sejarah sebagai biografi tokoh sejarah adalah sebuah teks cerita yang mengandung biografi tokoh yang menyangkut tempat lahir, pendidikan, pekerjaan.
 
Jenis pertama termasuk kategori teks prosa fiksi, sedangkan jenis kedua dan ketiga termasuk kategori teks prosa non fiksi.

Baca Materi  Terkait : Materi Lengkap Membandingkan, Mengidentifikasi, Menginterpretasi Menganalisis, Mengevaluasi, Mengabstraksi, Menyunting, dan Mengonversi Teks

Struktur Teks Cerita Sejarah
Kali ini saya akan menjelaskan dan menyebutkan struktur teks cerita sejarah. Struktur teks yang akan di ulas diantaranya struktur teks cerita fiksi sejarah (historical fiction), struktur teks cerita peristiwa sejarah (catatan sejarah suatu peristiwa), dan struktur teks cerita biografi tokoh sejarah.

1. Strutktur Teks Cerita Fiksi Sejarah (Historical Fiction)
Struktur teks cerita sejarah jenis yang pertama, yakni Fiksi Sejarah, adalah seperti halnya struktur cerita pendek, roman, atau novel. Terdapat 3 bagian struktur teks cerita fiksi yaitu bagian awal (berisi abstrak, orientasi, dan peristiwa awal), bagian (berisi konfliks dan klimaks),  dan bagian terakhir (berisi evaluasi, reorientasi, dan koda). Strukutur teks tersebut akan di jelaskan sebagai berikut :


1 ) Bagian awal :
Bagian awal ini terdiri dari abstrak, orientasi atau pengenalan, dan peristiwa awal.  Bagian-bagian tadi tidak berbeda jauh dengan struktur teks yang lain. Bagian-bagian struktur pada bagian awal teks cerita fiksi sejarah akan dijelaskan dibawah ini.
  • Abstrak : tidak beda jauh dengan struktur teks yang yang lain, di teks cerita fiksi sejarah abstrak berisi informasi singkat tentang apa yang akan diceritakan. 
  • Orientasi atau pengenalan : berisi pengenalan para tokoh dan gambaran latar seperti tempat, waktu, suasana, social, dan budaya. 
  • Peristiwa awal : Pada bagian ini tokoh mulai berinteraksi dengan tokoh lain atau dengan lingkungan. 

2 ) Bagian Tengah : 
Bagian tengah terdiri dari kofliks dan klimaks. Pada bagian ini merupakan bagian ini dari teks cerita fiksi sejarah.
  • Konflik : muncul persoalan (generating circumstances), persoalan semakin meningkat (rising action) dan mencapai kerumitan. 
  • Klimaks : Persoalan atau konfliks memuncak, bahkan tokoh utamanya sampai mengalami masa kritis.

3 ) Bagian Akhir :
Bagian akhir ini terdapat tiga bagian yaitu evaluasi, resolusi, dan koda. 
  • Evaluasi : munculnya kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah. 
  • Resolusi atau penyelesaian : di bagian ini tokoh utama akan bebas dari masalah dan menjadi bahagia karena ending masalah sudah diselesaikan. 
  • Koda : Hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita fiksi sejarah.

2. Peristiwa Sejarah

Struktur teks cerita sejarah jenis kedua yakni teks tentang kronologi terjadinya Peristiwa Sejarah. Pada teks peristiwa sejarah terdapat 3 struktur teks diantaranya orientasi, kronologi atau urutan peristiwa, dan bagian terakhir reorientasi.
Strukutur teks tersebut akan di jelaskan sebagai berikut :


1 ) Orientasi (Orientation)
Bagian ini berisi tentang pengenalan peristiwa yang terjadi (apa), pengenalan tokoh atau pelaku yang terlibat dalam peristiwa (siapa), tempat peristiwa itu terjadi (di mana), dan waktu peristiwa itu terjadi (kapan).
 
2 ) Kronologi atau Urutan Peristiwa
Kronologi atau urutan peristiwa yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa bersejarah dari awal mula sampai terjadinya peristiwa bersejarah itu sendiri. Dalam rangkaian peristiwa itu terdapat :
  • Peristiwa awal (peristiwa 1).
  • Peristiwa lanjutan (peristiwa 2,3,4, dan seterusnya), yang masih menyisakan masalah. 
  • Resolusi (penyelesaian) atau peristiwa akhir : apakah dengan akhir yang menyenangankan atau berhasil (happy ending) atau dengan akhir yang menyedihkan atau gagal (sad ending).

3 )  Reorintasi 
Reorintasi berupa penutup teks yang berisi kesimpulan atau penekanan tentang arti/makna/nilai/hikmah peristiwa pada masa kini atau yang akan datang (lihat kemendikbud, 2015:17). Bagian ini bersifat opsional, yang berarti boleh ada boleh tidak.
 
3. Biografi Tokoh
Struktur teks cerita sejarah jenis ketiga, yakni teks yang berisi biografi tokoh sejarah, pada pokoknya sama dengan teks peristiwa bersejarah, yaitu sebagai berikut :

1 ) Orientasi 
Orientasi berisi pengenalan awal tentang tokoh, misalnya tentang apa, siapa, mengalami peristiwa apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana secara singkat.

2 ) Kronologi atau Rangkaian peristiwa penting
Kronologi atau Rangkaian peristiwa penting dalam kehidupan tokoh dari awal mula perjuangan hingga puncak atau akhir perjuangannya. Dalam rangkaian peristiwa itu terdapat :
  • Peristiwa awal.
  • Peristiwa lanjutan yang bermuatan konflik (masalah), apakah dengan alam (natural conflict), social (social conflict), atau batin/kejiwaan (psychological conflict). 
  • Resolusi (penyelesaian) : apakah dengan akhir yang menyenangankan atau berhasil (happy ending) atau dengan akhir yang menyedihkan atau gagal (sad ending).

3 )  Reorintasi 
Reorintasi berupa penutup teks yang berisi simpulan, akhir perjuangan tokoh, atau makna/nilai/hikmah yang dapat dipetik (lihat kemendikbud, 2014 : 199).

Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Cerita sejarah jenis fiksi memiliki ciri kebahasaan yang relative sama dengan prosa fiksi (cerpen, novel, roman) pada umumnya, yakni ditandai oleh hal-hal sebagai berikut : 
  1. Penggunaan bahasa yang bersifat emotif (menekankan perasaan), sehingga sering terdapat deskripsi yang amat detail. 
  2. Penggunaan makna konotatif, yakni makna kiasan, bukan makna apa adanya. 
  3. Penggunaan bahasa percakapan yang tidak lengkap (misalnya hanya subjek saja, predikat saja, keterangan saja, atau objek saja). 
  4. Penggunaan kata-kata non baku atau kata-kata gaul/percakapan. 
  5. Penggunaan kalimat-kalimat bermajas. 
  6. Penggunaan ungkapan-ungkapan/idiom atau lambing-lambang khas dari penulis. 
  7. Penggunaan pepatah atau peribahasa. 
  8. Penggunaan kalimat-kalimat langsung untuk menghidupkan suasanya dialog. 
  9. Penggunaan konjungsi temporal untuk mengeksplisitkan kronologi peristiwa. 
  10. Penggunaan adverbia (kata keterangan) waktu lampau.

Adapun ciri bahasa teks cerita sejarah jenis nonfiksi (peristiwa bersejarah dan biografi tokoh) lebih bersifat rasional dan denotative, struktur kalimat-kalimatnya lengkap, dan pilihan katanya cenderung baku (bukan kata pergaulan). Sebagai cerita nonfiksi, teks ini juga ditandai oleh minimnya penggunaan kalimat bermajas, ungkapan/idiom/kiasan, atau lambing-lambang, penggunaan pepatah atau peribahasa, serta tidak digunakannya kalimat-kalimat langsung (kalimat berupa dialog). Akan tetapi sebagai pengungkapan peristiwa masa lampau, teks ini juga sering ditandai oleh penggunaan konjungsi temporal untuk mengeksplisitkan kronologi peristiwa dan penggunaan adverbial (kata keterangan) waktau lampau.

Unsur-unsur ketatabahasaan yang secara umum digunakan dalam teks cerita sejarah antara lain sebagai berikut:


1) Menggunakan Nomina, Nominalisasi, dan Frasa Nomina. 
Nomina adalah kata benda. Nominasi adalah proses pembentukan kata benda dari kelas kata lain menggunakan imbuhan. Contohnya dibawah ini.
  • Kurung (verba) + an -> Kurungan (nomina).
  • Asin (adjektiva) + an -> asinan.
  •  Atur (verba) + peN-an atau peR-an -> pengaturan atau peraturan. 
  • Satu (numeral) + an, peN-an, peR-an, atau ke-an -> satuan, persatuan, kesatuan, dan sebagainya.

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak berhubungan secara predikatif dan hanya memiliki satu makna gramatikal. Frasa nomina terbentuk dengan cara memperluas nomina (kata benda). Terdapat tiga macam frasa nomina, yaitu :

  1. Frasa nomina modifikatif (mewatasi), yaitu frasa nomina yang unsur-unsurnya terdiri atas D (diterangkan) dan M (menerangkan). Misalnya
    • DM : orang asing, anak muda, dan gedung tinggi. 
    • MD : perdana mentri 
    • MDM : bukan orang baru, bukan penjahat lagi, dan lain-lain.
  2. Frasa nomina koordinatif (setara), yaitu frasa nomina yang didalamnya tidak ada unsur D dan M, misalnya kakek nenek, sawah lading, sarana prasarana, dak dan kewajiban, dan lain sebagainya. 
  3. Frasa nomina apositif : yaitu frasa nomina yang diselipkan untuk memperjelas atau menerangkan nomina sebelumnya, misalnya : Soekarno, presiden RI pertama, dimakamkan dibelitar.

2) Menggunakan Frasa Verba 
Sebagaimana frasa nomina, frasa verba juga terdiri atas tiga macam, yaitu :
  1. Frasa verba modifikatif (mewatasi), misalnya :
    • DM : bekerja keras, berjalan jauh.
    • MD : hamper jatuh, belum membuka, tidak makan.
    • MDM : tidak hadir semua, belum mendengar sama sekali, dan sebagainya. 
  2. Frasa verba koordinatif, : misal : makan minum, pergi pulan, datang pergi, awal berakhir, dan lain-lain. 
  3. Frasa verba aposistif, misal : ia bekerja keras, membanting tulang, demi sesuap nasi.

3) Menggunakan Frasa Adjektiva 
Seperti halnya frasa verbal, frasa ajektiva juga terdiri atas tiga macam, yaitu :
  1. Frasa adjektiva modifikatif (mewatasi), misalnya :
    1. > DM : Tinggi sekali, hebat benar, kuning lansat
    2. > MD : sangat baik, sungguh hebar, amat perkasa, dan lain-lain.
  2. Frasa adjektif aposistif, misal : hancur luluh, remuk redam, sunyi senyap, gagah perkasa, kuat sentosa, dan sebagainya. 
  3. Frasa adjektiva apsosistif, misalnya : ia gagah, segagah bima, dan pemberani.

4) Menggunakan Konjungsi temporal 
Konjungsi temporal yang menyatakan urutan waktu, misalnya : mula-mula, berikutnya, selanjutnya, kemudian, sesudah itu, akhirnya, sebelumnya, sesudahnya, dan sebagainya. Konjungsi ini menghubungkan dua peristiwa yang sederajat (setara). Sedangkan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (bertingkat, tidak setara), misalnya : ketika, sebelum, sambil, dari, sejak,sampai, selama, semenjak, sementara, waktu, sesudah, tatkala, dan lain-lain.

5) Menggunakan Adverbia waktu
Di dalam teks cerita sejarah banyak digunakan adverbial yang mengatakan masa lalu, misalnya : pada masa itu, pada saat itu, ketika itu, pada waktu itu, pada zaman itu, pada tahun… (yang menyatakan tahun silam atau tahun lama), angka-angka tahun yang lama, dan sebagainya.
    
6) Menggunakan Adverbia Tempat 
Cerita sejarah menginformasikan peristiwa yang terjadi disuatu tempat sehingga sering menggunakan adverbial tempat, misalnya : di seluruh dunia, dilembah sungai nil , di beberapa gunung tertinggi, di kerajaan majapahit, di lembah sungai brantas, dan sebagainya.

Kesimpulannya : 
Pengertian teks cerita sejarah mencakup tiga jenis teks, yaitu fiksi sejarah (historical fiction), peristiwa sejarah (catatan sejarah suatu peristiwa), dan biografi tokoh sejarah.
  1. Pengertian cerita sejarah sebagai fiksi sejarah  yaitu jenis fiksi yang menggunakan fakta atau peristiwa atau tokoh sejarah sebagai dasar penulisanya. Fakta, peristiwa, atau tokoh sejarah tersebut diolah sedemikian rupa, digabung dengan hasil imajinasi, sehingga lahirlah karya fiksi yang berlatar belakang sejarah. 
  2. Pengertian teks cerita sejarah sebagai peristiwa sejarah adalah teks yang berisi kronologi peristiwa-peristiwa atau catatan yang bersejarah. 
  3. Pengertian cerita sejarah sebagai biografi tokoh sejarah adalah sebuah teks cerita yang mengandung biografi tokoh yang menyangkut tempat lahir, pendidikan, pekerjaan.

Untuk struktur teks cerita sejarah udah dijelaskan secara lengkap pada bagian awal tadi, tinggal kita memahami sebuah teks cerita sejarah supaya mengetahui struktur apa saja yang terdapat dalam sebuah teks cerita singkat.
 
Yang terkhir Ciri-Ciri Kebahasaan Teks cerita sejarah jenis fiksi memiliki ciri kebahasaan yang relative sama dengan prosa fiksi (cerpen, novel, roman) pada umumnya, dan udah secara garis besar telah di jelaskan tadi dengan detailnya. Mungkin masalah ciri kebahasaan agak susah dipahami dan sering bahkan tidak maksud. Untuk yang belum maksud dan masih kurang jelas silahkan beri komentar di bawah ini.

Itu lah materi memahami pengertian, struktur, dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah yang bisa saya bahas, semoga membantu kalian terutama dalam pelajaran teks cerita sejarah mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 12. Semoga bermanfaat terimakasih.

Judul : Memahami Pengertian, Struktur, dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Kategori : Materi Bahasa Indonesia

6 komentar

lebih baik lagi untuk bahasa asing dicetak miring..

ok gan makasih sarannya

mantap materinya sangat membantu dalam mata pelajaran bahasa indonesia

materinya lengkap juga sama dengan yang di ajarkan sama guru saya gan

Makasih gan, bagus deh kalau membantu anda dalam proses belajar mengajar

bagus kalau sama dengan apa yang di ajarkan sama guru, jadi artikel terpercaya.. Buktinya sama dengan apa yang diajarkan sama guru

Bagi pembaca website ini, setelah membaca artikel, silahkan berikan saran dalam bentuk COMENT sesuai isi artikel diatas

 
Back To Top